Kenapa Ane Ketemu Istri Yang Begini? (A Horror Experiences) PART4

Para "Penghuni" Asrama

Ini adalah pengalaman gue dulu waktu jadi MABA di kampus. Kampus gue ini memiliki asrama, jadi kalau anak-anak semester 1-2 itu pasti masuk asrama dulu. Ceritanya biar nyamain persepsi tingkat pendidikannya (kegayaan..haha). Kampus gue cukup dikenal di wilayah Jawa Barat. Asramanya dipisah antara laki-laki dan perempuan. Asrama laki-laki ada tiga gedung, yang perempuan pun sama tiga gedung juga. Gue ada di asrama gedung 1. Asramanya ada dua lantai, dan bentuknya kotak standar, tapi tidak full bangunan semua, ditengah-tengahnya ada tanah kosong. Tidak berfungsi apa-apa ketika gue disana. Paling buat jemur pakaian aja. Asrama ini cukup bagus dan terawat, kecuali kamar mandinya. Gembel banget pokoknya, tapi nggak tahu kalau sekarang. Karena bentuknya persegi, maka terdapat empat sisi. Setiap sisi ada lorong, karena disisi kanan kiri lorong tersebut adalah kamar-kamar mahasiswa. Sisi dalam yang menghadap tanah kosong jendelanya diisi oleh anak-anak yang masuk melalui jalur tes masuk, sedangkan yang sisi luar yang menghadap ke jalan jendelanya, diisi oleh anak-anak yang masuk tanpa tes alias jalur prestasi. Total ada delapan lorong disatu asrama. Gue lupa jumlah total kamarnya berapa satu gedungnya, yang jelas tiap kamar minimal terisi tiga mahasiswa, fullnya empat. Kamar gue adalah kamar yang ada disisi dalam. Gue bertiga dengan teman gue, karena satu orang mengundurkan diri sebelum sempat masuk ke kampus itu. Semua bentuk asrama, baik laki-laki maupun perempuan identik.

Pada awal kedatangan gue kesini aman-aman saja. Nggak ada yang aneh-aneh. Teman-teman gue adalah orang-orang yang rajin belajar dan rajin ngampus, sementara gue orang yang rajin tidur diasrama, karena malas kuliah. Jangan ditiru ya. Haha. Oh iya kalau gan sis tahu bentuk toilet di SPBU atau stasiun, nah kurang lebih kondisinya seperti itu, tapi di kondisi terburuknya ya. Jadi lembab ga karuan, berlumut dan parahnya kadang air tidak mengalir keluar keran serta pintu kadang tidak bisa ditutup atau bahkan nggak ada pintunya sama sekali. Namanya kampus rakyat, jadinya mahasiswa diajarkan merakyat juga, salah satunya dengan diberikan fasilitas kayak gitu.
Gue mulai rutinitas gue sebagai seorang mahasiswa baru dengan penuh sukacita, awalnya. Tapi karena pelajaran dikampus ini untuk tingkat satunya sama dengan pengulangan pelajaran seperti di SMA, gue hilang semangat, makanya sering cabut nggak ikut kuliah. Mana pake ada ospek juga lagi. Dari mulai ospek satu kampus, kemudian ospek fakultas, dan yang terpanjang (menghabiskan dua semester awal) adalah ospek program studi/jurusan. Satu tahun pertama gue dihiasi oleh pelajaran SMA, kayak jadi SMA kelas 4, plus ospek-ospek aneh itu. Malas-malasan, gue banyak menghabiskan waktu diasrama. Oh iya dulu diasrama gue nggak boleh bawa elektronik kecuali HP. Jadi radio, laptop apalagi tv sangat dilarang. Pokoknya colokan hanya untuk charge atau nyolokin lampu belajar. Tapi lampu itu awet karena gue jarang belajar.

Main Story

Kalau tidak salah satu bulan setelah gue menempati asrama tersebut, mulai ada gejala-gejala unik yang bikin seru, memacu adrenalin, sekaligus creepy. Para “penghuni” lain mulai menunjukkan sikapnya kepada mahasiswa-mahasiwa bau kencur ini. Ada banyak kejadian yang terjadi disini. Apalagi untuk orang-orang yang sensitif, itu akan semakin terasa. Gue nggak akan ceritakan semuanya karena banyak, jadi apa yang gue ingat jelas aja ya. Karena gue udah lama lulus kuliahnya. Salah satu kejadiannya adalah dari kamar mandi. Posisi kamar mandi dengan kamar gue itu sangat dekat. Persegi memiliki empat sudut kan ya. Kamar gue itu ada di sudut sebelah kiri atas, sisi dalam (ingat, asrama ini bentuknya kotak tengahnya bolong), biar mudah bayanginnya. Kamar mandi ada di sisi dalam, sisi yang menghadap keatas kotak. Jadi bisa dibilang bersebelahan tapi nggak nempel. Sehingga segala macam suara yang bersumber dari kamar mandi pasti terdengar ke kamar gue. Kejadiannya sore hari, karena waktu itu asrama sepi, mahasiswanya masih pada kuliah. Gue lagi tidur-tiduran sambil baca buku, kemudian gue dengar dengan jelas ada suara “sssttt…sssttt” dari balik jendela, kaya orang mau memanggil tapi takut ketahuan, arahnya dari kamar mandi. Awalnya gue nggak hiraukan, tapi suara itu ada lagi dan terakhir, kaca jendela gue dilempar batu. Untung nggak pecah. Gue kemudian bergegas lihat ke jendela, siapa yang iseng melempari jendela. Ketika gue lihat keluar, ternyata semua jendela tertutup rapat, karena memang penghuninya pada nggak ada. Gue mulai ngerasa ada yang aneh. Tapi gue hiraukan.

Baru kembali lagi ke kasur (kasur gue tingkat, gue ada dikasur yang atas), suara itu terdengar lagi dan kali ini lebih gila, pintu kamar mandi dibanting dengan keras. “BRAAAKKKK!!!” otomatis gue kaget. Gila ini apa-apaan. Mau ngerusak fasilitas apa gimana? Gue bertanya dalam hati. Gue langsung keluar kearah kamar mandi, dan apa yang gue temukan? Semua pintu bergeming. Nggak ada yang bergerak, bahkan sedikitpun. Logika gue adalah, kalau pintu dibanting sekencang itu, harusnya paling tidak ada yang masih sisa terayun, karena jarak gue ke kamar mandi nggak sampai satu menit. Lalu gue mencoba buka satu persatu itu pintu, kalau nggak salah empat kamar mandi disisi luar, empat di sisi dalam, gue agak lupa, yang gue ingat satu kamar mandi nggak ada pintunya. Setelah cek semuanya dan nggak ada apa-apa, gue mau balik ke kamar, tapi bulu kuduk kok merinding. Ternyata saat gue mau melangkah, suara “sstt…sst” itu ada lagi, dari kamar mandi paling pinggir sisi dalam. Tadinya mau cabut karena merinding, gue malah memberanikan buka pintunya. Bego banget. Apa yang gue lihat? Ternyata Cuma seonggok pembersih sarang laba-laba, berwarna hitam berantakan, ditaruh diatas tembok sekat antar kamar mandi. Jadi tembok sekatnya itu nggak sampai plafon, jadi bisa menaruh barang disitu. Oke, lega gue. Belum sempat gue tutup rapat lagi itu pintu, gue dengar dengan jelas “sssssssttttt……..” kali ini agak lebih panjang, dan sumber suaranya dari pembersih sarang laba-laba itu. Gue yakin dari situ suaranya. Gue takut setengah mati, jadi gue akhirnya cabut. Gue ambil dompet dari kamar, terus gue kunci kamar gue, dan gue cabut keluar asrama. Gue nggak tahu itu apaan, yang tadinya gue pikir pembersih, tapi kok bersuara. Dan ketika gue sudah keluar asrama, pas dijalan gue mikir, ngapain pembersih sarang laba-laba ditaruh di kamar mandi? Kan sudah ada tempatnya sendiri bareng sama kain pel, obat pel dan sebagainya di satu loker. Udah gitu bentuknya berantakan gitu lagi juntai sana sini. Ah gue nggak mau mikir aneh-aneh, adanya nanti malah ngikut.

Spoiler for Mulustrasi:


Mulustrasi bentuk dan posisi apa yang gue lihat, tapi tanpa muka. Sumber : Google