Pengalaman Mistis Yang Tak Terlupakan PART27


Begitu banyak yang berubah dalam diri aku.Aku lebih suka menyendiri karena kadang bertemu dan berkumpul dengan orang2 terkadang membuatku jengah.Membicarakan sesuatu yang terkadang tidak perlu.Tanpa kita sadari mungkin ada kata2 kita yang menyinggung atau yg membuat tidak nyaman.Aku hanya menikmati menjadi pendengar saja.Karena menjadi prioritas kadang merugikan kita sendiri.

Sepulang kerja aku mencari makanan di sekitar komplek tempat aku ngekos.Sampai akhirnya aku menemukannya disebuah persimpangan gang.Aku sebenarnya menyadari kalo daerah ini justru dekat dengan orang yang "mungkin" selama ini dialah yang membuat aku begini.Tapi toh aku sdh tidak memikirkannya.Jauh dari sebelum aku "sakit" aku tak memikirkan lagi ini salah siapa.Aku muhasabah diri saja.Aku manusia yang terlalu banyak kekurangannya.Hingga tidak bisa menjadi seperti yang mereka inginkan.Walopun selama ini aku sudah melakukan hal baik yang belum tentu diterima baik oleh mereka.Akan selalu ada orang yang tidak suka dan mungkin benci.Biarlah itu menjadi masalah buat mereka sendiri.

Yap!aku tak sengaja melihat seseorang memakai motor melewatiku.Motor jadul dengan kondisi yang seharusnya sdh tak layak pakai menurutku.Dengan menggunakan helm yang kebesaran aku bisa melihat wajahnya.Endang!!

Wajahnya tampak sekali kusut.Rambutnya masih terurai panjang melebihi jok motornya.Badannya kurus tak terurus.Aku sampai penasaran mataku tak berhenti menatapnya.Memperhatikannya hingga hilang ditikungan gang menuju rumahnya.Dalam hati aku berdoa andai memang dia yang jahat sama aku selama ini biarlah dia menerima apa yang seharusnya dia dapatkan.

Akupun jadi tak sabar bertemu bapak untuk menceritakan ini.Tapi itu harus menunggu beberapa hari lagi.Akupun memesan makanan dibungkus saja.Hidup aku sebenarnya datar.Bisa dibilang aku sdh tak tertarik menyibukkan diri dengan hal2 duniawi.Walopun aku masih jauh untuk mengerti tentang agama dan menjalaninya dengan sungguh2.Maklum terkadang iman seseorang itu bagai pasang surut ombak laut dipantai.Tapi aku ingin hidup lebih baik.

Sebelum magrib aku menaburkan garam didepan kamarku.Lalu aku melakukan rutinitas seperti biasa.Sehabis solat,mengaji,berzikir dan selebihnya maen game.Yah hidup menjadi anak kosan memang flat.Buat aku.Tak ada yang menarik bahkan tak ada hiburan lagi.Berbeda dengan teman2ku yang lain sibuk dengan karokeanlah,jalan2lah,atau sekedar shopping nongkrong di tempat wisata kuliner terus updet di instagram atau di facebook.

Aku harus memikirkan hari esok,karena aku hidup sendiri dan ga ada puntangeun mun orang sunda bilang mah.(puntangeun=pegangan hidup*).Kalopun ada acara maen sama temen2 sdh dipastikan harus aku yang mengeluarkan kocek atau aku yg harus berkorban.Dulu aku sukarelawan melakukan itu semua yang penting senang,sekarang lain lagi.Buat apa?toh kalo aku susah teman2 tidak ada yang memperdulikan aku.Justru malah pergi satu per satu meninggalkanku.

Malam semakin larut.Badanku masih terasa gatal di jam yang sama.Namun malam itu sepertinya aku merasakan yang berbeda.Entah aku salah mendengar tapi aku merasa ada seseorang yang lalu lalang didepan kamarku.Bukankah yang ngekos disini cmn aku saja?dua kamar itu masih kosong melompong.Ada juga kamar dibelakangku full di isi dengan pasutri beranak.Tapi jam segini?

Aku masih asik menggaruk2 punggungku.Hingga kudengar suara pintu kamarku seperti diraba seseorang.Bukan diketuk.Seperti orang meraba..namun bukan mencakar.Suaranya seperti meraba dengan tekanan.Aku mulai deg2an.Jantungku berdebar.Aku membaca surat2 yang aku hafal.Suara itupun hilang.Berganti dengan bantingan pintu.Atau seperti pintu yang didorong.Aku menarik selimut.Rasanya malam itu malam panjang yang kulalui.

Aku benci dengan pendengaranku yang sensitif.Lagi2 seperti orang berjalan.Tapi sekarang ditembok kamarku."Tap..tap..tap..".Aku lalu mengambil hapeku dan mengirim sms ke bapak.Menceritakan kejadian itu.Pak Roni sebenarnya tidak memiliki hape karena bagi dia itu tdk perlu.Makanya Novi pernah nazaar sama bapak kalo suatu hari nanti Novi akan membelikan bapak hape baru.Alhamdulillah itu sdh terlaksana.

Hingga adzan awal subuh suara2 itupun lenyap.Badanku sdh tak gatal lagi dan akupun tertidur.Keesokan harinya aku menceritakan kembali kejadian semalam ke Novi.Lalu Novi berinisiatip mengajakku datang ke rmh bapak lagi.Katanya takut ada apa2 sama aku.Yah aku nurut aja si.

Pertemuanku yang ketiga kali ini mulai berangsur membaik.Aku tak merasakan kejadian2 aneh seperti malam2 sebelumnya.Ketika aku menceritakan melihat Endang,bapak hanya tersenyum."Iya,dia lagi pusing,Moe..lagi banyak masalah karena dirinya sendiri..udahlah kamu jangan pikirin dia..skr mah kamu fokus sama diri kamu sendiri".

Akupun menceritakan pada bapak tentang suara2 itu.Bapak memejamkan matanya.Lalu bertanya."Telornya udah abis belum?".Hah?Aku menggaruk2kan kepalaku."Belum si Pak...ada dua lagi...".Jawabku berusaha ngeles."Wah nanti keburu ga enak..sebisa mgk si skr abis..."."Bukannya itu untuk 9 hari pak?"tanyaku mengoreksi."Kelamaan atuh sok skr bawa ga..coba makan skr...".Aku mengeluarkan telurnya."Ini Pak...."."Iya sok makan...."kata bapak sambil menyodorkan air minum."Biar ga enek..."katanya lagi.Hikz!!Aku pengen nangis jadinya.Akupun mulai berusaha memakan telur itu.Aku tak kuasa.Ingin muntah rasanya."Ayo..pasti bisa..."seru Novi sambil menertawaiku."Diakan ga doyan pak sama telur rebus..."katanya.

"Mau ga mau ya harus dipaksain..ayo abisin..".Glek!!!oh noooooooo!!!Dengan menahan air mata aku menghabiskan telur itu.Sesudahnya aku ingin muntah.Tak kuasa menahan bau anyirnya."Moe..kejadian malam dikosan itu sbnrnya jin perempuan ini ga mau pergi.Dia berusaha masuk kedalam tubuh kamu lagi.Tapi belum bisa.Oh ya bapak mau tanya kamu pernah mengalami kejadian hebat ga..kecelakaan atau gimana gitu..?" tanya bapak.Aku mencoba mengingatnya"Pernah pak..beberapa kali kecelakaan motor...tapi ga sampe masuk rumah sakit.Karena ga ada duitnya.."kataku."Coba bapak pengen tau..."

Yah aku pernah mengalami kecelakaan motor.Waktu itu jauh sebelum ibuku pindah ke Palembang.Aku hendak bekerja disalah satu mall di jalan peta.Aku melajukan motorku dari arah Cibeureum menuju jalan Jendral Sudirman.Kondisi jalanan cukup padat ketika melintasi Jalan Rajawali.Hingga dipertigaan bis Damri jurusan Jatinangor,ada sebuah mobil vewe roti disebelah kananku.Kalo vewe kombikan yang kayak kodok tu.Ini yang bentuknya besar kayak roti.Aku mulai menyalakan rifting ke kanan sambil menyusul vewe itu,karena motor didepanku berhasil menyalip akupun ikut masuk ke kanan.Tapi mgk karena kaca spion mobil vewe itu agak diatas dan motorku tak terlihat jadi si supir melaju kecepatan tinggi hingga ban motor belakangku ke senggol dan akupun berputar terplanting ke arah trotoar sebelah kiri.Jaraknya cukup jauh.

Motorku terus berputar2 dan aku melayang terbang hingga jatuh tersungkur menabrak pohon dan buuuk!!Mendarat sempurna dibawah pohon itu.Untungnya saat kejadian,lalu lintas yang biasanya ramai mendadak sepi dan tak ada satupun mobil2 angkot atau bis yang lewat.Kulihat beberapa pengendara motor mengejar vewe tersebut.Sedangkan aku berusaha berdiri dengan tangan gemetaran.

Sebagian orang membantuku.Ada yang menuntun motorku kepinggir jalan,ada yang memberiku air minum,ada yang menceramahiku "Dek,bawa ke kantor polisi aja dek,itukan surat2 lengkap,jangan mau kalo cmn dikasih uang..adek harus ke rumah sakit.Soalnya bapak liat adek terplanting jauh takut ada yang patah atau bagian badan yang lukanya belum keliatan..".Tapi aku seperti orang blah bloh.Hanya diam dan sesekali minum air yang disodorkan buatku."Santay atuh uy..karunya tingali ngaderegdeg keneh..shock si Nengna oge..."(santay dong,kasian tu liat masih gemetaran..shock si Nengnya juga..*)jawab yang lain.

Aku melihat dari kejauhan si supir yang bawa mobil vewe itu.Dia meminta maaf krn ga liat aku.Lalu orang2 itu mulai mendesaknya untuk dibawa kejalur hukum."Maaf teh,saya salah saya ga liat..saya tadi buru2 ini istri saya mau melahirkan"begitu katanya.Aku hanya diam.Entah bingung.Lalu karena buru2 lelaki itu memberikan ku uang yang dimasukkannya kedalam saku jaketku lalu pergi."Neng,bodo kamu mah..jadi we kabur..boro diudag..itu bisa dituntut loh,Neng.."(Neng bodoh kamu,jadi dia kabur..padahal dikejar itu biar Neng bisa nuntut..*).

"Makasi pak sebelumnya,tapi ga tau atuh Pak saya juga bingung..saya ga ngerti..."jawabku lemas.Dengan rasa kecewa merekapun satu oer satu pergi."Wah kuatan si Neng..bisa kitu...ada yang sakit ga?terus ini motor gimana..ada yang bisa dihubungi ga..?".Akupun mengecek hapeku ditas.Entah aku harus hubungi siapa.Karena saat itu aku masih berteman dengan Endang,akupun menghubunginya."Bu..aku kecelakaan..iya,bu..seriusan..dijalan Rajawali depan SD YWKA...ditunggu ya bu..".

Aku memanggilnya Ibu karena bagaimanapun dia Team Leaderku.Tak berapa lama,diapun datang ditemani Mba Riza dan suaminya.Ko bisa ada mereka?pikirku heran."Iya gw tadi ada dirumah Mba Riza.Saat itu Mba Riza belum pindah kerumahku."Moe,motor lu...parah...mana yang nabrak lu?"tanya Endang.Aku hanya meringis merasakan pipiku lebam mencium batang pohon yang kerasnya luar biasa."Dah pergi...."jawabku."Pergi?nah terus urusannya gimana?Dia ganti rugi ga...duh kamu kenapa ga ditahan dulu sampe gw datang?"tanyanya emosi."Dikasih berapa lu sama dia?"tanyanya lagi."Ga tau..nih ada disaku jaket aku..."jawabku sambil memasukkan tanganku kedalam saku jaket."Seratus ribu????ya ampun imoe...muat apaan??ni motor lu butuh lebih dari itu tau ga..."Endang misah misuh sambil sesekali bertolak pinggang kesal."Udah udah..yang penting dia selamat ga mati juga..bawa dulu motornya kerumah lu,Ndang...kita bicarain disana..kasian imoe.."kata Mba Riza menenangkan Endang yang gemas melihatku sebodoh itu."Baik banget si lu..jd gampang dibodohi orang!!!"katanya lagi.

Aku dibonceng Endang,sedangkan motorku dibawa suami Mba riza dan Mba Riza sendiri membawa motornya.Sesampainya dirumah kontrakan Endang,suami Mba Riza,Kang Ahmad bilang "Moe,motor kamu dadas abis body depan sama belakang.Tapi kalo Ban masih aman.Sama itu lampu dan kaca depan harus ganti.Kalo mau harus sekitar gopean tu benerinnya.Kalo kamu mau aku bisa cariin body KW yang lumayan murahlah..sama pasang kaca dan lampu depan."katanya."Kira2 berapa,Kang..aku ada duit ini 150.000"kataku sambil mengeluarkan dompet dari tasku."Udah deh 200 aman tau beres.Aku ga minta lebih ko,aku kasian sama kamu...".Akhirnya aku setuju.Motorkupun dibawa Kang Ahmad sedangkan aku menunggu dirumah kontrakan Endang.

Hampir 5 jam lamanya menunggu motorkupun kembali."Nih udah beres,mun di sidik2 mah motor katingali bodyna beda jeung nu asli*..tapi lumayanlah jadi Ibu kamu ga khawatir.."(kalo diperhatiin motor keliatan beda sama body aslinya..*).Aku hanya mengucapkan berkali2 terimakasih.Lalu aku pamit pulang.Walopun keadaanku sakit badannya tapi aku masih bisa membawanya pulang.

Sesampai dirumah,Ibuku sedang menonton tipi diruang tengah.Aku mengendap2 masuk ke ke gudang untuk menyimpan rongsokan motor yang ancur lalu bergegas ke atas."Ko udah pulang,Moe..?"teriak Ibuku dengan mata yang tak lepas dari acara di tipi."iya,Ma..aku ambil perpendekan jam kerja.."jawabku sambil menaiki tangga lalu semedi di kamar ga turun2 lagi.

Pipiku memar.Ada goresan luka.Aku segera membersihkannya dengan rivanol lalu diolesi betadine cair.Perihnya sampai ke pantat.Beberapa hari aku turun kebawah kalo Ibuku pergi.Sesekali Ibu keatas tapi sambil angin lalu.Anehnya luka di pipiku juga memar di kakiku berangsur hilang tanpa jejak.Sampai suatu ketika teman2 datang kermh menjengukku.Ibuku heran,ko beramai2 datang kermh.Lalu salah satu temanku keceplosan ngomong kalo mau nengokin aku yang kecelakaan beberapa hari yang lalu.Padahal aku sdh meminta Endang dan Mba Riza untuk tak mengatakan apapun tentang kecelakaan itu.

Ibuku langsung menuju kamarku."Moe..kamu kecelakaan?kapan?mana lukanya?"tanya ibuku sambil mengecek semua badan disaat aku sedang tiduran"Apaan si,Ma...siapa juga yang kecelakaan.."jawabku pura2 tak ada yang terjadi padaku."Jangan bohong!!itu teman2 kamu ada dibawah mau nengokin kamu..kata Mama,emg kamu sakit apa...".Aku hanya menarik nafas panjang."Udah gpp ko,Ma..."akupun beranjak turun ke ruang tamu.Kulihat teman2ku termasuk Endang dan Mba Riza disana sambil tersenyum"Sorry bukan gw yang bilang..lupa ga ngollingin mereka2...".

Aku ga marah.Toh sdh terjadi.Karena Ibuku ga percaya,beliau memeriksa gudang dan menemukan bungkusan rongsokan body motorku."Ya Allah,moee...."kata Ibuku sambil memelukku."Mana yang sakit?"tanyanya lagi sambil menangis.Aku menggelengkan kepalaku "Udah lah Mama..gpp ko...".

Sebenarnya aku sedih.Tapi aku tahan.Mengapa Ibuku tak tau apa yang terjadi denganku?Ibuku sebenarnya baik tapi bersamaan itu sikapnya cuek terhadapku semenjak perceraiannya dengan bapak.Ibu tak pernah ingin tau tentang yang terjadi denganku.Hidup hanyalah tentang dia semenjak dia merasa kecewa dengan bapak.Jadi walopun satu rumah kami tidak seakrab keliatannya.Didepan semua orang kami seperti Ibu dan anak yang kompak.Tapi jauh didalamnya kami hanyalah manusia yang tengah berpura2 bahwa semuanya baik2 saja.