First Experience Mencoba Ngomong sama Hantu



by zhaa550



Perkenalkan Gan, Sis, nama ane Zha. Ane mau cerita pengalaman ane mencoba ngajak ngomong hantu.

1,5 tahun silam setelah nikah ane dan suami mencari kontrakan yang murah meriah untuk ditinggali. Aku cari-cari di facebook, ketemulah 10 juta untuk 2 tahun, itu udah murah di kawasan Malang. Tapi ya gitu, sampingnya kuburan. Ngeri sih tapi ya mau gimana lagi. Menyesuaikan budget. Kata yang punya sih itu kuburan keluarga, aman gak akan diganggu, isi kuburan itu ada sekitar 20an makam. Awal-awal tinggal di kontrakan, kami masih ditemani mama mertua, kami tidur bertiga di ruang tengah berhari-hari karena diteror oleh penghuninya (karena sebelum kami huni, rumah ini kosong, pastilah ada penghuni berupa makhluk halus sebelum kita, kan?). Kontrakan kami itu ternyata bekas rumah tua yang direnovasi, setiap malam pukul 1 mulailah suara-suara aneh bermunculan. Suara klenengan (musik-musik dari gamelan jawa), suara dari atas genteng yang kayak ada orang lari-lari di atasnya juga suara bambu di samping kuburan. Teror itu kami alami berminggu-minggu sampai aku menyebut ketika teror dimulai dengan "aura-aura jahat mulai datang". Nah, saat kami cerita ke tetangga, tetangga bilang dulu di rumah itu pernah terjadi aborsi dan ceweknya mati, cewek itu cewek simpanan si empunya kontrakan, dia preman, pemabuk, nakal makanya diusir dari kampung. Tapi meski udah diusir dan pindah, masih aja tengah malam suka dipakai mampir untuk _senang-senang_. Salah satu tetangga mengaku pernah liat penampakan cewek berambut panjang di pintu saat rumah itu belum kami kontrak. 

Nah. Beberapa hari tinggal di situ, suami sakit. Demam berhari-hari gak sembuh. Tengah malam dia ke kamar mandi tanpa minta antar, takut ngrepoti, katanya. Aku dan mama yang lagi asyik tidur tiba-tiba kaget denger dia teriak kenceng banget, kita langsung samperin dan dia udah lemes, hampir pingsan, katanya habis liat penampakan. Sampai akhirnya suami masuk RS seminggu, setelah itu kami putuskan buat ziarah, mendokan mereka-mereka yang udah mati dan teror pun selesai. Gak ada lagi suara-suara aneh setiap hari, meski kadang-kadang masih ada sih.

Suatu malam, saat itu mama udah gak nemenin kami, kami denger klenengan lagi, awalnya jauh makin lama makin deket dan jelas, suami bilang gak usah dipikirin, tidur aja. Merem. Akhirnya meremlah kami, lewat tengah malam suami tindihan, kami bangun lalu tidur lagi, ganti aku yang tindihan, akhirnya aku kebangun, antara sadar dan tidak, waktu itu pintu kamar gak ditutup, aku lihat sosok perempuan tinggi, lagi ngintip kami dari depan pintu. Cuma bayang-bayang, tapi jelas itu perempuan. Karena masih kebawa suasana ada "mama" jadi aku kira mama dan kupanggil aja. "Mama... Mama." Dan setelah melek beneran baru sadar kalau yang tadi bukan mama, tapi penampakan.

Dari hari ke hari kami sering merasa diawasi. Tapi lama-lama biasa aja. Meski kadang kalau lagi sendirian suka merinding juga.

Singkat cerita akhirnya kami punya baby, saat ini usia bayi kami hampir 2 bulan. Kemarin tanggal 15 juli barusaja sampai Malang, di kontrakan kami, karena sebelumnya lahiran di rumah orangtua. Nah. Karena bayiku diganggu akhirnya pertama kali dalam hidupku aku berani mencoba ngajak ngomong hantu.

Bersambung dulu ya Gan. Saat nulis trit ini malam-malam di kamar, berdua sama baby yang udah tidur, tiba-tiba ada suara barang jatuh, suami yang lagi kerja di ruang tengah langsung manggil-manggil dan menuju kamar, katanya rak di depan kamar gerak sendiri sampai ada barang yang jatuh

Tanggal 15, 16 juli bayiku rewel parah. Nangis gak kayak biasanya, berhenti sebentar, nangis lagi, aku kira sakit, udah aku hisap berkali-kali itu hidungnya, siapa tahu pilek, tapi ternyata enggak. Karena nangisnya makin luar biasa, aku sampek ikutan nangis karena gak tega, 16 juli siang telepon suami supaya segera pulang saat itu juga. Pas suami sampai rumah dia tetap nangis gak karu-karuan. Suami bilang, "mungkin dia diganggu, Dik." Aku langsung bacain tiga kul, (an nas, al falaq, al ikhlas) dan dia sedikit tenang, akhirnya aku ajak dia keluar, ke tempat tetangga dan di sana dia anteng. Sore sekitar pukul 16.30 teman-teman suami datang buat nengok bayi, salah satu di antara mereka ada yang bisa lihat, dan pulangnya dia bilang, ada hantu perempuan di deket kamar mandi. Aku cerita lah ke dia kalau bayiku habis nangis terus-terusan, nah ternyata kalau bayi sawan / diganggu setan itu ciri-cirinya dia pas nangis gak ada air matanya, dan persis bayiku juga gitu. Akhirnya aku konsultasi lah sama temen kepercayaan, dia juga bisa lihat hal-hal kayak gitu, bisa baca tarot juga, bahkan pernah dia bilang di langit-langit kontrakanku suka ada genderuwo nongkrong, anyway, bener genderuwo ini pernah datang di mimpi suami sampe dia tindihan. Nah sebelum konsultasi, suami udah cari garam kasar buat ditabur di pojok-pojok rumah, tapi kata temanku, itu gak akan terlalu ngaruh karena dia udah ada di dalam rumah. Saran dia, dugin baca al matsurat pagi dan petang, terus sementara kasih kunyit di telinga bayi yang biasanya dipakein anting, sama kalau berani ajak ngomong aja. Ngomong dengan keras dan lantang, "Halo. Ini ada penghuni baru, anak monyet, jangan diganggu ya. Kita damai aja ya, sendiri-sendiri."

Kata dia pantang nyebut bayi ke hantu, gak tahu juga kenapa, dia kalau mau bawa anak-anaknya keluar supaya gak diganggu dia bilang, "Datuk, Nini, anak monyet mau le dokter, bantu jaga ya."

Hari itu bayiku beneran kubacain al matsurat, alhamdulillah bisa tidur tenang, tapi belum aku ajak ngomong itu hantu. Gak punya nyali ane, haha.

Nah tanggal 17nya suami Trenggalek, ada urusan kerjaan dari subuh sudah berangkat sampai tengah malam baru sampai rumah lagi. Akhirnya waktu mendekati magrib bayiku mulai agak rewel dan ada tanda-tanda gak enak, aku berani-beraniin tuh teriak dari ruang tengah, "Halo. Assalamualaikum." Ini beneran ane pake salam segala. Haha
"ini ada penghuni baru, anak monyet, jangan diganggu ya. Kita damai ya, sendiri-sendiri aja ya." Setelah itu, langsung merinding dan suasana jadi berubah sunyi sesunyi sunyinya, aku atur nafas bentar aku ulangi lagi itu omongan. Akhirnya aku ngerasa udah damai sama dia, berani masuk ke kamar, awalnya aku cuma di ruang tengah aja, saking gak beraninya ke belakang, di belakang ada kamar, kamar mandi dan dapur, nah tempat dia disitu. 

Nah dari hari itu sampai saat ini. Alhamdulillah damai, gak ada rewel-rewel, gak ada gangguan, kadang masih ada sih barang gerak sendiri, suara-suara aneh tapi yang penting dia gak gangguin bayiku. Malah kalau aku tinggal-tinggal di kamar sendirian buat ngerjain kerjaan per-ineman- suka aku titipin, "anak monyet jangan diganggu ya, bantuin jaga, aku mau nyuci dulu."
Sungguh damai.

Menurut aku, hantu yang ganggu itu gak sepenuhnya salah kok. Kan mereka duluan yang ada di situ. Rumah kosong, tanah kosong, Lalu kita manusia tiba-tiba ambil alih tempat mereka, ya satu-satunya jalan, mencoba hidup damai, berdampingan.