Buka Aura Pembawa Petaka (Cerita Nyata) PART 3



Jangan Kesana..

Satu tahun berlalu, namun cowok yang mendekatinya pun tidak jua menjadi tambatan hati. Kendati tidak mempercayai ritual BUKA AURA, namun ada secercah keinginan Anandi untuk tetap bisa mendapatkan pasangan yang ia inginkan dengan segera.


Ane inget banget, sekitar enam bulan sebelum Ramadhan, Anandi nemenin Engkong, teman sekantornya untuk ziarah ke makam keramat dan bersejarah di salah satu kawasan di Palembang. Ane gak bisa sebutin gan lokasinya, takutnya nanti ngarah ke pencemaran nama baik.


Dia cerita, waktu masuk ke pemakaman tersebut, badannya emang agak berat. Biasanya tengkuknya terasa berat kalo ada makhluk halus berada di sekitarnya. Namun, Alhamdulillah balik dari situ dia baik baik saja.

Sebagai orang yang penasaran, ane pun datang kesana. Ada beberapa artikel yang ane buat. Jadi ane ngorek ngorek informasi tentang sejarah Palembang dan makam tersebut. Ane ajaklah teman ane, namanya Ari.

Alasan ane ngajak Ari, karena dia itu indigo dari orok. Kalo ada apa apa yang ganggu ane, dia bisa mengingatkan.

Ternyata benar.. waktu kami menyambangi lokasi tersebut, beberapa penampakan pun terlihat. Bahkan salah satu makhluk astral disana mencoba mendekati ane. Ari yang ngelihat itu langsung menyenggol ane.

Katanya, kalau kita bersentuhan, itu akan memutus ruang gerak makhluk itu untuk masuk ke raga kita. Nah.. ini jadi pelajaran berharga banget bagi ane. Padahal ane gak ngelamun loh.. Untung aja ane sama Ari, walau abis itu badannya berat dan dia mimpi aneh-aneh.

Balik lagi ke cerita Anandi…

Setelah dia ke makam tersebut, dua minggu kemudian, dia nemenin lagi si Engkong ke makam satunya.. Dari sinilah awal mula petaka yang dirasakan Anandi dan terbongkar juga eek .. eh efek samping dari BUKA AURA yang ia lakukan satu tahun yang lalu..

ane sengaja gak jelasin secara detail dimana lokasi makam dan siapa yang dimakamkan di pemakaman tersebut. namun ane sangat menghargai mereka sebagai sesepuh yang pernah memperjuangkan tanah kelahiran ane sebagai tanah yang merdeka. Ane juga menghindari adanya SARA diantara kita.

Alasan Anandi dan Engkong ke makam keramat tersebut juga gak bisa ane jabarkan. Yang jelas, tujuan mereka datang bukan untuk melaksanakan ritual atau membawa sesajen. Gak sama sekali. Mereka murni untuk melakukan tugas kantor aja..
Semua Hitam

Siang hari, setelah balik dari ziarah ke makam keramat kedua. Badan Anandi terasa berat. Kepalanya sakit dan merasa ada yang berbeda dengan tubuhnya. Anandi memilih tidur, dia pikir tubuhnya terlalu lelah seharian bekerja..

Namun hal berbeda dirasakan oleh Engkong.. Terlebih membaca pesan instan di aplikasi WA yang dikirim Anandi..

Anandi : Kak Engkong..
Engkong : Ya, kenapa Ndi..
Anandi : Nanti malam kita ke makam itu lagi yok..
Engkong : Hah? Mau apa lagi kesana, malam-malam pula?
Anandi : Aku rindu suasana disana
Engkong : Ah kamu ini, tidur sana jangan ngelantur aja
Lalu… tidak ada balasan apapun dari Anandi..



Engkong merasa aneh dengan Anandi.. Apalagi dia kirim pesan seperti itu. Percakapan mereka berdua akhirnya dirembukkan dengan teman satu timnya yang lain, yang kebetulan tidak ikut ke makam tersebut.

Keesokan harinya..
Anandi minta izin untuk tidak bekerja hari itu.. Dia merasa badannya terasa berat dan capai yang tak kunjung hilang. Dalam satu hari, Anandi bisa bangun dan tidur sebanyak 10 kali. Dia pun hanya beranjak ke kamar mandi dan balik lagi tidur ke kamarnya.

Ane sempat WA dia dan dia cerita tentang keanehan tersebut. Namun, kami tak sempat chatting lama, karena WA ane gak dibales lagi. Si ANandi kembali tidur..

Tiga hari sudah kondisi ANandi seperti itu. Teman-teman sekantornya merasa cemas dengan kondisinya..

Pada akhirnya, Engkong dan Sandi (teman sekantornya) langsung ke rumah Anandi. Tanpa memberitahu ke ortu Anandi, mereka berniat untuk membawa Anandi ke tempat Ruqyah. Anandi awalnya menolak, namun Engkong dan Sandi terus terusan membujuknya.

Rabu sore, mereka bertiga berangkat ke rumah Ustad Alim di kawasan Jalan Merdeka Palembang. Ustad Alim yang sudah melihat gelagat berbeda dari Anandi, sengaja menyuruh ANandi untuk shalat Magrib dulu..

Barulah, prosesi Ruqyah dilaksanakan..
Benar saja.. Anandi meraung kesakitan ketika Ustad Alim dan temannya membacakan ayat-ayat suci Alquran.



Prosesi Ruqyah pertama ini, jujur.. ane gak banyak diceritain. Karena Engkong dan Sandi yang tahu. Mereka juga tidak banyak cerita dengan Anandi dan teman sekantor lainnya.

Ruqyah pertama selesai, dan Anandi disuruh kembali ke Ustad Alim jika mengalami gangguan lagi. Awalnya Anandi merasa lebih baikan dari sebelumnya. Dia bisa beraktifitas seperti biasanya..

Sampai akhirnya.. Dia cerita ke ane tentang mimpi-mimpi anehnya saat malam. Dalam mimpinya, dia diajak seseorang, entah itu siapa, ke dalam sumur hitam yang terlihat menyeramkan.

Namun, batinnya menolak dan beruntungnya, dia tidak mengikuti perintah ‘seseorang’ tersebut untuk masuk kedalam sumur tersebut.

Mimpi di malam selanjutnya lebih jelas. Dia melihat ada sesosok wanita berjubah putih yang sangat cantik. Wanita itu menyuruhnya masuk ke sungai, suasana itu sangat hening, gelap dan menakutkan. Lagi-lagi, Anandi tidak menuruti keinginan wanita itu.



Antara sadar dan tidak, dia melihat sosok jubah hitam masuk ke dalam kamarnya dan berusaha mendekatinya. Dia tahu, itu adalah gangguan makhluk astral. Anandi mencoba melawan dan berusaha menolak kehadiran sosok tersebut. Seketika.. sosok tersebut menghilang..

Satu minggu berlalu..
Kondisi Anandi semakin terpuruk. Dia selalu merasa ketakutan. Dia selalu berkomunikasi dengan ane tentang apa yang dilakukannya.

Anandi : Kak.. aku takut.. sekarang aku gak tidur di kamar, tapi di kamar adikku.
Ane : Yaudah kamu istigfar, baca alquran sebagai penenang, udah sholat kan?
Anandi : Udah kak, ini aja aku dengar rekaman ayat Alquran. Sambil nangis nih, aku takut untuk tidur, takut untuk bermimpi seperti itu lagi. Aku takut kaaak..
Ane : Tenang, jangan buat kondisi mu semakin nge drop. Itu akan memudahkan bagi ‘mereka’ untuk menguasaimu. Kalo kamu ngantuk, tidur aja. Jangan lupa sebelum itu, kamu baca doa-doa.
Anandi : Iya kak.

Percakapan kami itu kira2 jam 1 dini hari. Sampe jam 4, ternyata Anandi belum bisa tidur. Dia sebenarnya ngantuk banget, tapi dia takut diajak ke sungai hitam itu lagi.