Rel Kereta Api Angker PART5


AKHIRNYA DITOLONG WARGA


Setelah keadaan menjadi kondusif, kita pun di arahkah ke Pak Roni warga sekitar, sebenarnya disamping jembatan rel KA disitu ada satu rumah gan, tapi entah kenapa orang dirumah tersebut enggan menolong atau melihat kejadian yang ane alami, tedy pun kelihatan masih letih dengan kejadian yang dia alami, kita diberi minum agar bisa sedikit tenang, dan mulailah pembicaraan kita dengan Pak Roni,

“Kenapa sampai bisa terjadi kejadian seperti itu mas?” Tanya pak Roni,
“Awal mula kita memancing pak dan ketika jalan pulang kita dihantui sosok mahluk, setengah badan dan sosok penampakan pria tanpa kepala, serta kepala menggelinding” jawab ane..

Semua orang disekitar yang mendengar kata dari ane, kemudian mereka saling berbisik dengan orang disamping lainnya..
“Mungkin itu sosok penampakan yang kecelakaan minggu kemaren. “ bisik dari warga..

“Apa emangnya ada pak yang kecelakaan kereta api lagi?” imbuh ane..
“Ada mas, knp kok gak tau? Malah 2 orang korbannya?” jawab dari warga.

Mulailah badan ane lemes mendengar pernyataan dari warga, ane pun jadi langsung teringat dengan orang yang mendekati ane dan tedy ketika mancing.
“Apa ciri2nya kulitnya agak hitam, rambut sebahu, dan kurus pak?” tanya ane kepada para warga.

Sementara pak roni masih bingung dengan kejadian kita,
“Iyah benar mas, itu salah satu korbannya yang sampai kebelah jadi dua” jawab warga

Semua warga terdiam, sambil memandang kita berdua dengan penuh tanda tanya. Kemudian pak roni bertanya kepada ane,
“kenapa kok km bisa tahu, ciri2 korban?” tanya pak roni
“Sebenarnya saya mancing dibawah rel kereta, trs ada seseorang yang mendekati saya tapi dia hanya diam, wajahnya pucat pak?” jawab ane..
“Trs temen saya juga di deketin, tapi dia gak melihat cuma saya yang melihat.” Imbuh ane.
“Berarti dia gak ganggu?” tanya pak roni
“ehmmmm.. enggak pak.” Jawab ane lagi
“Terus kenapa kok bisa mengganggu sampai segitu nya? Disini gak terlalu angker mas, yang angker sono tuh kebon kosong deket kebon tebu” tanya pak roni.

Ane paham apa yang dikatakan pak roni tentang kebon itu, dan dengan terpaksa ane pun bilang kalau tedy yang kencing sembarangan,
“Teman saya kencing pak, dan gak lama kemudian penampakan itu muncul dari belakang samping kita.” Ngaku ane..
“Ohhhh.. Bener aja kalian bisa sampai di hantui sosok penampakan orang yang kecelakaan kemaren.” Kata pak roni.
“Apakah kalian tahu tadi temen kamu yang pingsan itu pingsan dimana? Dia pingsan pas dimana beberapa potongan jasad korban kecelakaan tergeletak disitu..
“Haaahhhh..” kata ane dan tedy sambil mlongo..

Dalam hati ane tedy berarti kencingin tempat dimana jasad korban tewas kecelakaan kereta api! Tapi ane diam.. ane jadi teringat mitos tempat dimana jasad kecelakaan korban dikasih air jeruk aja bisa jadi arwah penasaran, apalagi di kencingin? Seeetttt daaahhhh...(Part setelah ini tedy kesurupan)

“Kenapa bisa pindah pingsan mas?” tanya beberapa pemuda yang menolong kita, dan pak roni memandang wajah tedy.
“Saya masih sadar pak, sebenarnya saya tidak kuat berdiri karena ketakutan.” Jawab tedy
“Tetapi setelah memastikan lagi untuk melihat sosok penampakan hantu yang setengah badan itu masih ada dan seperti terlihat marah, mata melotot dan berlumuran darah baru saya gak teringat apa-apa” imbuh tedy..
"Saya melihat dan mendengar anak kecil menangis." Tambahnya lagi,
“Oh.. ada kaitanya, saya tahu.” Kata pak roni lagi,

Ane jadi makin tanda tanya sama pak roni, apa kaitan yang dimaksud?? Ane bener2 letih, lelah dan seperti gak percaya ini terjadi lagi sama ane. Beberapa warga pun ada yang mulai pulang meninggalkan kita di rumah pak roni, sedangkan ane melihat jam di dinding rumah pak roni sudah menunjukan sekitar jam 01.20 an malam. Ditambah lagi dengan kebingungan ane, bagaimana ane pulangnya? (Untuk perjalanan pulang ane harus melewati kebon kosong dan tentunya menyebrang rel lagi yaitu 300 meter tempat dimana kita lihat penampakan agar menuju ke jalan raya)

Note: Untung ane gak lari kearah ane mancing, jika ane lari ke arah tersebut, sumpah ane gak bisa bayangin, mungkin mati sambil berdiri. Karena untuk melewati ane harus menyebrang jembatan rel, dan lebih sepi.