KISAH MISTIS PENDAKIAN GUNUNG DEMPO PART7

VILLA ANGKER



Waktu kelas dua SMP, Jaka dan teman seangkatannya mengikuti kegiatan Study Tour ke Pagaralam, Sumsel. Sekitar dua bis yang digunakan untuk mengangkut semua anak kelas 2 SMP. Saat itu, sekitar tahun 1990’an, ada sebuah villa dikaki gunung Dempo dan sekarang masih tetap ada dan lebih bagus lagi.


Mungkin karena dulu kurangnya perawatan, jadi terlihat spooky. Dan juga, promosi pariwisata disana gak segencar sekarang. Dulu yang menginap di villa tersebut hanyalah para siswa dan pengunjung dengan keperluan tertentu saja.

Jaka ini termasuk siswa yang bandel dan gak bisa diam. Selalu ngusilin teman-temannya, selalu gak pernah mantep di satu lokasi, ada aja kerjaannya. Kendati demikian, Jaka termasuk siswa yang berprestasi dan selalu mendapatkan ranking dikelasnya.

Para rombongan sekolah Jaka akhirnya memilih menginap di villa tersebut. Karena villa itulah satu-satunya penginapan yang besar dan bisa menampung puluhan murid. Jumat malam, mereka akhirnya sampai ke villa tersebut. Semuanya mengangkat tasnya masing-masing. Sebelum masuk ke kamar tidur, para siswa dikumpulkan ke ruangan besar, gak juga aula, tapi lumayanlah untuk ruang pertemuan.

Lalu mereka berkumpul dan mendengar instruksi dari guru pembimbing. Memang dasarnya nih si Jaka bandel, dia memilih berdiri paling belakang dan mengajak temannya berkelakar. 

Sampai akhirnya..
Konsentrasi semua murid terpecah karena teriakan Jaka.

Jaka : Aaarrrhhhgggg…
Guru : Jaka, kenapa kamu teriak seperti itu. Kamu gak memperhatikan saya bicara tadi ya? 
Jaka : Ini pak.. itu.. (sambil menunjuk kearah sudut ruangan)
Guru : Apa disana. Tidak ada apa-apa kan


Karena Jaka keseringan usil, jadi teman-teman Jaka hanya menganggap itu hanya bagian dari keisengannya saja. Padahal.. Jaka melihat beberapa anak kecil dengan kulit yang serba hitam, sedang memelototinnya diujung ruangan tersebut.

Barulah Jaka ingin mengatakan apa yang ia lihat, Jaka pun langsung teringat pesan orang tuanya. Jika melihat sesuatu yang aneh, jangan diberitahukan ke teman-temannya. Akhirnya Jaka pun mengurungkan niatnya.

Guru : Sudah, kamu ini nakal sekali. Jangan kurang ajar sama guru, kalau mau main-main, tunggu selesai saja.,
Jaka : iya pak (sambil menunduk takut)

Setelah instruksi selesai, para murid akhirnya masuk ke kamar mereka masing-masing. Jaka sekamar dengan kedua temannya yang juga badung, yaitu Sandi dan Weli. Dengan kedua temannya inilah, Jaka menceritakan alasan dia berteriak ketakutan seperti itu.

Disudut ruangan tadi, dia melihat beberapa anak kecil bertubuh mungil dan berkulit hitam gelap sedang memperhatikannya. Awalnya dia mengira mereka adalah patung yang dipahat seperti manusia. Tapi setelah diperhatikan, patung tersebut bergerak dan ternyata itu adalah makhluk halus.


Mendengar cerita Jaka, awalnya teman-temannya tidak percaya. Sampai akhirnya mereka percaya setelah di malam berikutnya mereka melihat sendiri penampakan tersebut.

PASANGAN BELANDA

Malam kedua menginap di villa dibawah kaki gunung Dempo terasa membosankan. Karena mereka tidak bisa melakukan aktivitas lainnya, karena terbatas ruang dan banyaknya pantauan dari guru. Akhirnya, Jaka dan kedua teman sekamarnya, berjalan-jalan keluar villa. Mereka memilih naik kearah atas villa. Karena kontur tanah yang menanjak, mereka pun terlihat tergopoh-gopoh karena kecapekan. 

Tak lupa, mereka membawa beragam merk rokok agar bisa menikmati ditengah malam tanpa diketahui oleh para guru. Lalu Jaka iseng mampir ke salah satu bangunan yang merupakan bagian dari villa bawah. Di salah satu pintunya berbahan kaca yang transparan terlihat kedalam. 

Saat Jaka berada di depan pintu kaca tersebut, dia melihat ada sepasang pria-wanita yang berdiri menghadapnya didalam ruangan. Awalnya Jaka mengira itu adalah tamu villa. Namun lama kelamaan diperhatikan, Jaka tampah aneh dengan busana yang digunakan serta aura yang keluar dari pasangan tersebut.


Jaka : San,, Wel,, coba deh kesini. Lihat deh, tamu villa didalam itu aneh ya.. Kok pake baju gaya orang dulu. Kayak baju orang zaman Belanda. Kayaknya mereka sepasang suami istri deh
Sandi : Mana Jak,, aku gak ngelihat..
Weli yang sibuk merokok, tidak memperdulikan omongan Jaka..

Jaka : Itu lihat deh, kan transparan dari luar. Mereka ngelihatin kita tuh. Kayaknya orang bule deh, wajahnya kebarat-baratan gitu.

Sandi yang masih tidak melihat apa yang Jaka lihat, semakin penasaran. Karena ingin membuktikan kalau omongan Jaka hanya bualan belaka, akhirnya Sandi nekat membuka pintu kaca tersebut. Sedangkan Jaka bergeser kesamping gedung tersebut sembari menikmati hisapan tembakaunya.

Sandi : AARRRGGGHHHHHHHH…..
Teriakan Sandi sontak mengagetkan kedua temannya. Lalu Sandi melangkahkan kakinya ke belakang, seperti orang yang ketakutan. Ketika akan mencoba berlari, Sandi tersandung batu dan jatuh di tangga batu hingga tersungkur kebawah. 

Jaka yang melihat Sandi jatuh, langsung turun kebawah untuk membantu temannya tersebut, begitu juga Welli. Namun Jaka sempat melirik kearah ruangan pintu kaca tadi, pasangan Belanda tersebut masih berdiri ditempatnya semula dengan ekspresi yang datar.

Teriakan Sandi ternyata mengundang para guru dan murid-murid lainnya untuk mendatangi sumber suara. Melihat Jaka dan Welli sedang memapah Sandi, para guru akhirnya curiga dengan apa yang dilakukan oleh ketiga muridnya ini.

Guru Widya : Jaka, Weli, Sandi, ngapain kalian malam-malam keluyuran keluar. Ini kok bisa Sandi luka-luka
Welli : Ini bu.. tadi kami iseng aja jalan-jalan keatas (dengan nada polos)
Guru Widya : Lalu, kenapa Sandi bisa luka-luka
Jaka : Tadi terpeleset dari atas bu..

Tak disangka, rokok yang mereka bawa ikut tercecer. Para guru pun melihat banyaknya rokok langsung memarahi ketiga muridnya..

Guru Widya : Oh.. kalian merokok yaa diluar. Sudah pinter yaa, berani merokok kalian.
*Jaka dan kedua temannya hanya terdiam saja. 
Guru Widya : Jadi ini punya siapa, hayoo ngaku? Atau ini memang punya kalian semua
Jaka : ini punya saya semua bu.. Saya bawa untuk stok selama disini
Guru Widya langsung mendekati Jaka, lalu mencubit pinggang Jaka 
Guru Widya : Oh.. ini semua punya kamu. Bagus yaa, kecil-kecil sudah berani merokok. Banyak juga rokok yang kamu hisap, ada empat merk ini..
Guru Septi : Bu.. gak mungkin punya Jaka sendirian, gak mungkin dia bisa menghabiskan rokok sebanyak ini. Mana lagi merk nya campur. 
Guru Widya : Cuma anak ini yang mau ngaku bu. Biarin aja, memang dia paling bandel. Yasudah anak-anak, bantu Sandi masuk kedalam villa. Bersihkan luka-lukanya..

Jaka hanya terdiam saat para guru akan memanggil orang tuanya untuk melaporkan kejadian ini. Dia mengakui ini semua, karena dialah yang membujuk kedua teman-temannya untuk menemaninya berjalan-jalan keluar.

Setelah Sandi mendapatkan penanganan medis sederhana, seluruh murid disuruh beristirahat dikamarnya masing-masing. Begitu juga dengan Jaka, Welli dan Sandi.

Perban-perban di tangan dan kepala Sandi, menjadi bahan ejekan Jaka dan Welli. Mereka terus-terusan menyindir Sandi yang penakut. Karena kesal terus-terusan diejek, akhirnya Sandi bercerita apa yang dilihatnya.

Sandi : Kamu sih Jaka, sok-sokan pula keatas sana
Jaka : Loh kok saya sih. Kan kita udah kompakan bareng mau jalan-jalan keluar. Ya mau kemana lagi kalo gak keatas. Kalo kebawah, lebih ngeri.
Weli : Iya nih kamu San, nyalahin orang aja. Salah sendiri kenapa sok-sok berani, ketahuan kan penakutnya. 

Sandi : Enak aja kamu Wel.. Bukannya gitu.. kalo kamu jadi aku, pasti kamu juga lari terbirit-birit, bahkan terkencing-kencing..
Weli : Ah lebay.. emangnya ada apa sih di ruangan itu?
Sandi : Tadi kan Jaka bilang kalo ada sepasang bule didalam ruangan sana. Karena pintu kacanya transparan, waktu aku lihat, gak ada siapa-siapa.
Jaka : Mata kamu juling ya.. jelas-jelas ada orang didalam sana. Iya kan Wel..
Weli : Aku gak ngelihatin sih, aku kan duduk di tangga ujung. Cuma denger aja kalian ngomongin bule Belanda
Sandi : Waktu dilihat dari luar memang gak ada Jak. Tapi waktu aku buka pintunya itu..
Jaka : Ngelihat kan ada sepasang bule didalam sana. Baru percaya kan. Cantik ceweknya, tapi mereka diem aja
Sandi : Muke lu ancur, cantik apanya..


Jaka : Ini neh, mata kamu tuh emang beneran harus diperiksa. Cantik tau..
Sandi : Sialan kamu Jaka.. Tahu gak, yang aku lihat setelah membuka pintu itu ya emang ada sepasang bule berbaju ala Belanda. Tapi wajah mereka hancur, berdarah dan ada bola matanya keluar. Siapa yang gak kaget coba ngelihat kayak gitu, ini aja masih merinding. Makanya aku langsung teriak dan mau kabur. Gak tahunya terpeleset dan jatuh. Untung aja mereka gak keluar dari ruangan itu..

Ternyata, apa yang dilihat Jaka dan Sandi itu berbeda. Jaka melihat sepasang orang Belanda itu mukanya flat aja, gak ada bekas luka sama sekali diwajahnya. Sedangkan Sandi dilihatin penampakan yang mengerikan..