Pengalaman Mistis Yang Tak Terlupakan PART3

Ada sesuatu dalam perut aku...


Saat itu..jam makan siang.Aku ditemani Teh Rini makan disebuah warung kopi tepat diseberang sebuah cafe terkenal.Cafe itu selalu penuh kalau ada pertandingan bola salah satu klub di Bandung.Maklum karena lagi susah bgini aku ga punya duit buat makan yang mahal-mahal.


Warung kopi ini terdapat pohon besar didalamnya menembus atap.Konon ga boleh ditebang.Karena kebetulan sepanjang jalan terdapat pohon2 besar yang rimbun.Aku memesan mie goreng dengan telor dipisah.Anehnya aku memesan kopi hitam juga."Bu...abi hoyong kopi hideung nyak..jeung garpit hiji..."(artinya : Bu...saya pengen kopi hitam ya..sama rokok garam filter satu).Kulihat raut wajah Ibu penjaga warung yang sdh biasa melayani kami terheran."Neng,sejak kapan doyan kopi hideung...pake garpit deui...itu Nengkan udah bawa menthol...".Aku tak menjawabnya hanya Teh Rini langsung masuk ke dalam.Entah berbicara apa.

Sampai akhirnya pesananku jadi.Aku mulai menyalakan roko..kemudian aku taro diasbaknya tanpa aku hisap.Kemudian kopi itu lama berhenti berputar.Terus berputar.Rokopun mulai setengahnya habis cepat dan tb2 mati.Kepalaku mulai terasa berat.Aku meneguk kopi sampai habis."Pelan-pelan Neng,masih panas.."kata ibu sambil membawakan mie goreng."Nih makan yah..sok biar kenyang...mau air putih ngga Neng?".Aku hanya menggeleng dan mulai menyantap mie goreng.Tapi mie goreng itu lama2 hanya aku mainkan.Sambil menekan garpu dan sendoknya keras.Mataku sudah mulai panas.Leherku sudah tegang serasa ototnya mengencang keras."Neng...dimakan atuh..nanti piringnya pecah..."lanjut si ibu lagi.Aku hanya menatapnya dgn penuh kebencian.Itu bukan aku."Eh knapa bgitu...Neng kan udah kayak anak ibu..sok dimakan yah.keburu dingin.."Kuperhatikan ibu menatapku sambil mulutnya komat kamit.Sedangkan Teh Rini mulai mengusap2 punggungku yg terasa panas sekali."Bu titip ya..Rini mau manggil Pak Heru dulu..kasian..".Teh Rini beranjak pergi dengan terburu2.Ibu hanya memegang tanganku yang sudah dingin sekali rasanya.Tak berapa lama Teh Rini datang bersama Pak Heru.Tanpa byk bicara Pak Heru mendekatiku dan mencubit pinggangku.Rasanya sakiiiit sekali.Sampai aku terkulai lemas tak berdaya hingga akhirnya terjatuh ke lantai.Pak Heru langsung pergi.

Aku tersadar dengan air mata masih mengalir di pipiku."istigfar...istigfar..."bisik Teh Rini ke telingaku.Tak berapa lama,aku mulai berbicara ngawur.Sambil menangis "Aku cmn mau bawa dia aja..nemenin aku..knapa ga boleh....".Ibu warung menasehatiku walaupun sbnrnya bukan pada diriku."Ga bisa bgitu...dia masih py keluarga disini...dia beda dunia sama kamu..kenapa kamu kalo sayang malah ganggu dia terus..ga boleh itu..."."Tapi aku kasian sama dia..keluarganya emg ada yang peduli..kan ngga..temen2nya juga..banyak yg jahat.."jawabku sambil merengek menangis sedih."Kalo kasian..ya jangan diganggu kayak gini..dia jd susah tidur susah makan..badannya mulai kurus..kalo kamu sayang harusnya bawa kebaikan buat dia dong..."Tambah Teh Rini lagi.

Hingga aku tertidur dan ga masuk kerja lagi.Kulihat pas bangun Ibu Warung ada disampingku.Aku lihat jam ditanganku,menunjukkan jam 2 sore."Bu aku ikut sholat..."Ibu hanya memgangguk dan mengantarkan aku kedlm.Sesdh solat ibu menawarkan untuk memijatku.Aku mau saja karena jujur badan terasa sakit semua,pegal-pegal yang ada.Tiba-Tiba ibu bilang kalo sesdh kejadian begitu pasti ada yg lebam ditubuh kita.Itu rasanya sakit.Iya ada.Dipergelangan tanganku dan juga paha membiru.Seperti abis dicubit.Sambil berdoa ibu memijit tubuh aku."Anak baik ko ditemeninnya sama kayak gini duh..jahat ini mah".begitu katanya.Aku hanya diam.

Jam sudah berlalu menuju jam 4 sore.Teh Rini datang lagi membawakan tasku "Aku td bilang kamu sakit jd ga bs masuk lagi..oh ya kamu mau ikut ga ada acara arisan dirumah Teh Lina di Uber?..."tanya Teh Rini."Akukan ga ikut arisan.Lagian ga enak ah..."jawabku masih lunglay."Daripada kamu bengong..ikut aja.Kamukan bawa motor..nah kamu bonceng Teh Mirna ya..soalnya aku bawa teh Dede..Teh Mirna tau ko rumahnya".Akhirnya aku mengangguk saja.

Tak berapa lama Teh Mirna datang.Dia agak ragu harus nebeng sama aku.Keliatan sikapnya kikuk setelah kejadian kesurupan bbrp hari yang lalu."Yakin sanggup?soalnya..."tanyanya padaku menggantung."Wallahualam teh..hayu atuh keburu hujan..udah mendung soalnya...jauh lagi perjalanannya..."

Ketika masih ditengah perjalanan hujan turun deras.Kamipun berteduh disebuah kios dibawah pohon.Cukup lama menunggu hujan mengecil akhirnya kami pesan kopi.Ngobrol ngalor ngidul dan krn tak kunjung reda kami memaksakan diri untuk terus melanjutkan.Mengingat sdh mendekati waktu magrib.

Hujan semakin deras bukannya berhenti.Kami basah kuyup walaupun sudah memakai jas hujan.Sampai dirumah teh Lina tepat adzan magrib berkumandang.Teh Lina menyambut kami dan menyegerakan agar kami ganti baju dgn yg sdh disediakan.Agar tdk masuk angin.

Sambil menyeruput kopi lagi,aku hanya diam memperhatikan mereka memulai acaranya.Sambil mojok disudut ruangan aku melihat Teh Mirna diam duduk diantara mereka.Kakinya dilipat keatas.Sesekali meminum kopi didepannya.Aneh.Diam.Minum.Ngeroko.Diam.Minum.Ngeroko.Bgitu terus.Sampai dia mengaum pelan.Sontak semua yg ada disitu terdiam.Iya suara mengaum."Garandeng satteh....."(artinya : berisik kalian semua...).Lalu dia mulai jongkokkan badannya.Matanya tajam.Melihat kami satu persatu.Aku ga berani melihatnya.Trauma.Jadi aku pura2 tidak tau.Kulihat Teh Rini menghampiriku dan menjaga aku dgn memegang tanganku yang mulai dingin."Jauhin Teh Mirna dari dia nih..ntr malah kesurupan semua..teh Lina ada laki2 ga sekitar sini..ni ga akan bener ini..."

Teh Lina keluar rumah karena dirumah memang tdk ada laki-laki,suaminya sedang bekerja.Tak berapa lama dia membawa seorang lelaki memakai iketan dikepalanya.Ada cincin batu akik besar dijari manis kanannya.Dia memperhatikan sekitar.Lalu mulai berdoa.Tenyata reaksi Teh Mirna bgitu cepat.Seakan ingin bertarung dgn lelaki itu,Teh Mirna mengaum.

Aku?Aku sendiri sdh berubah posisi.Duduk dengan melipat paha dua2nya dan tanganku trs menggaruk2 paha aku sendiri.Sambil badanku bergerak kedepan kebelakang.Mataku mulai panas.Diubun2 kepalaku terasa pusing sekali.Lelaki itu bingung.Tapi kemudian fokus trhadap Teh Mirna terlebih dahulu.Mereka berantem.Sampai Teh Mirna terkulai lemas langsung dibawa kesalah satu rumah warga agar tdk berbenturan dengan diriku.

Tibalah lelaki itu berty padaku "Assalamualaikum..kamu siapa....?".Aku menjawab "Aku temennya..."lalu tertawa cekikikan."Teman siapa?"tanyanya lagi."Teman kalian semua lah...akukan ga py teman.." masih sambil cekikikan."Kamu sdh beda alam..teman kamu bukan mereka..bukan dia..jadi bisa ga keluar dari situ?"tanya lelaki itu sambil komat kamit baca doa dan ditiupkan kedalam gelas."Ga mauuuuuu..." kataku dengan menggeram.Secepat kilat lelaki itu menghampiriku dan meminumkan air itu lalu mengusap wajahku,menarik sesuatu dr atas kepalaku.Seketika akupun lemas.Tak berdaya tak kuasa.Tapi air mata masih mengalir pelan dipipiku.