Pengalaman Mistis Yang Tak Terlupakan PART19

Ruqiyah untuk ke 3xnya


Riska kaget setelah aku menceritakan apa yang selama ini terjadi padaku.Kami bertemu di tahun 2010.Saat itu kami bekerja disatu perusahaan yang sama.Setelah Riska menikah kami jarang bertemu.Hanya via WA dan itupun terbilang sangat jarang.Seharusnya pertemanan itu tak berubah ketika kita sudah menikah atau belum.Tapi aku harus memakluminya karena dalam hidup tiada yang abadi kecuali perubahan itu sendiri.

Riska bertemu terakhir kali denganku ketika menemaniku karaoke di salah satu Mall di Bandung.Acara ulang tahun teman yang dulunya kami semua bersama.Memang Riska terbiasa curhat ttg apapun denganku.Walopun jujur aku bosan mendengarnya.Karena hanya hal itu2 saja.Sepertinya dunia hanya berputar di sekelilingnya.Jadi aku sdh tidak aneh lagi ketika bertemu pst krn ada sesuatu.Bukan karena rindu aku sebagai seorang temannya.

Kami tengah menikmati secangkir kopi disore hari,dirmh Riska yang berada sekitaran Ciwastra.Karena kejadian semalam membuat kami berdua enggan membahasnya dikosan."Wah jadi ga enak..ternyata selama ini kamu banyak masalah juga,Moe..maaf lo kalo aku ga peka...aku pikir kamu baik2 aja...".Aku hanya tersenyum."Yah mau gimana lagi,ka..mgk takdir hidup aku adalah mendengarkan keluh kesah orang lain dan hrs menelan sendiri kesusahan hidup aku..tapi aku ga menyalahkan siapapun..dah mulai terbiasa..hidup aku seperti ini adanya.."jelasku sambil menarik nafas panjang.

"Ya ga gitu juga kali,Moe...udah aku ga mau bahas..yang jelas..aku minta maaf nih..selama ini bukan jadi temen yang baik buat kamu.Oh ya..aku punya tetangga disebelah yang bisa ruqiyah orang.Itupun kalo kmu mau...karena sblm2nya kan kamu udah pernah kan...gimana mau ga...kalo mau aku hubungin orangnya...".Gimana ya,aku si mau2 aja.Karena akupun sdh lelah.Mungkin kali ini berjodoh dengan yang nyembuhin aku.

Namanya Pak Agus.Beliau seorang pedagang di pasar Ciwastra.Katanya dia suka ruqiyah orang2 tanpa minta dibayar.Riska sdh membuat janji dengan beliau sehabis Isya nanti.Sambil menunggu aku ngobrol dengan Riska ngalor ngidul.Sampai akhirnya suami Riska pulang.

Agak canggung bertemu dengan suaminya karena dulu dia pernah selingkuh dan aku yang melihatnya.Aku pikir dia tidak akan menyapaku.Karena semenjak dia menginjakkan kakinya di rumah itu tak ada tanda2 akan terjadi perbincangan antara kami.Tapi kemudian Riska memulainya terlebih dahulu.Mungkin biar cair suasana jaim2annya.

"Yank,nanti kermh Pak Agus yuk...".Kulihat suami Riska mengernyitkan dahinya."Mau ngapain?.."tanyanya heran.Lalu Riska menceritakan apa yang semalam terjadi."Oh gitu..iya nanti kermh Pak agus ba'da isya aja ya..".Kulihat Riska seperti senang.Aku si biasa saja.

Isya telah berlalu akupun sdh menunaikan kewajibanku.Kamipun pamit sama Bundanya Riska yang saat itu tengah menginap disana.Ibu tdnya mau ikut tapi berubah pikiran.Karena Ibu membawa 3 cucunya,ada yang paling kecil takut kenapa2.Sedangkan dua orang lagi sdh besar yang satu sekolah kelas 6 SD dan satu lagi kelas dua SMP.Inikan malam minggu jadi biasa banyak yang menginap dirumah Riska.

Sebelumnya Pak Agus sdh mengetahui maksud kedatanganku.Jadi Pak Agus sdh bersiap dengan ke 4 orang timnya.Tak seperti suasana ruqiyah di Kopo atau di Cikutra,kali ini banyak yang menyaksikan aku diruqiyah.Hanya gorden ruang tamu dan pintu yang ditutup rapat.Pak agus menggunakan baju koko panjang dan sorban.Lalu menyuruhku ambil wudhu dan memakai mukena.Dia meminta aku duduk ditengah2.Dikelilingi dengan ke 4 orang tadi yang sdh memakai baju koko juga.Mereka mulai membacakan surat surat Ruqiyah.

Sejak ruqiyah pertama kali aku rajin membaca buku.Waktu itu aku pernah membaca sebuah buku berwarna biru tentang apakah ruqiyah itu.Ruqyah adalah penyembuhan suatu penyakit dengan membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an atau doa-doa tertentu yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam.Dari dibacakannya surat pembuka Al-Fatihah sampai QS.An-Naas.

Mas Panji pernah bilang ruqiyah bisa dilakukan sendirian.Setelah ambil wudhu dengan hanya mempersiapkan segelas air minum lalu membacakan surat2 yg biasa untuk melakukan ruqiyah,lalu usapkan dr ujung kepala ke ujung kaki,usapkan ke wajah kemudian tidur jangan lupa baca syahadat lalu posisi tidur miring ke kanan.

Aku sdh mencobanya.Menurut aku tidak semudah itu.Justru Jin dan Setan itu sangat dekat jaraknya ada di nadi pembuluh darah kita.Ketika kita melakukan ruqiyah,mereka bisa berbuat apa saja semau mereka.Karena mereka lebih tau apa yang sedang kita pikirkan dan kita rasakan.Justru sangat membutuhkan kosentrasi tingkat tinggi agar mereka tdk bisa mengganggu.Tapi bukankah tugas mereka memang mengganggu manusia?

Jadi diperlukan pihak lain yang lebih faham dalam soal ruqiyah ini.Jangan sampai Jin dan Setan menjerumuskan kita ke dalam aliran yang sesat.Naudzubillah.

Sesaat badanku mulai panas.Itu tandanya jin dalam tubuh itu bereaksi.Setiap bacaan Surat Ruqiyah ada maksud tertentu.Aku masih terus wirid seperti yang diperintahkan Pak Agus.Sampai terasa panas sekali dipunggungku.Akupun tak kuasa.Telingaku panas.Aku mulai merubuhkan badanku condong ke lantai sedikit tengkurap.Lalu badanku mulai bergerak.Seperti meliuk2.Kepalaku bergerak kekanan ke kiri.Aku berteriak sambil tak kuasa menahan air mata.

"Assalamualaikum...punten ieu sareng saha?"(maaf..ini dengan siapa?*)tanya Pak agus diiringi teman2nya yang masih membaca surat2 itu.Aku hanya diam."Hapunten pisan..bilih ieu mah abi bade mersihan diri Neng imoe..sok mangga bade kaluar moal..?"(maaf banget..kalo boleh saya mau bersihin diri Neng Imoe..dipersilahkan mau keluar atau ngga..?*).Aku hanya terkekeh tertawa seperti seorang nenek2."Mbung da aing mah geus lila di dieuna ge...".(ga mau aku udah lama tinggal disininya juga..*)."Pak agus memegang kepalaku yang masih bergerak kekanan dan kekiri."Abi tos minta hampura..tos ijin nyak..tong nyalahkeun abi mun kudu diheurasan mah..."(aku udah minta maaf ya udah ijin juga jangan nyalahin kalo nanti saya pake kekerasan..*).

"Kaluar moal?!!!"tanya Pak Agus mulai meninggi nadanya"Mbung..da urang teu boga tempat deui..."(ga mau soalnya aku ga punya tempat lagi..*)."Lain didieu tempat maneh mah..lain di raga manusa.karunya budak teh..."(Bukan disini tempat kamu..bukan di raga manusia..kasian anaknya..).Aku mencakar karpet dan memberontak "Terus kudu kamana aing?"(lalu saya harus kemana?*)."Nyak indit we cing jauh..sia dikirim atawa kumaha...mun dikirim..balik we kanu dunungan didinya.."(pergi lah yang jauh..kamu dikirim atau gimana..kalo dirim balik ke juragan yang kirim kamu*).Aku terdiam.Lalu menangis."Jauh tempat urang mah..."(jauh tempat aku..*)."Sok dimana..rek dianter keun ku urang ke?"(sok dimana?mau diantar sama saya nanti?*).

"Jauh..ti kaler...".(jauh..dari timur*).Tanpa banyak omong lagi Pak Agus menarik tubuhku untuk bisa duduk kembali lalu mulai membaca doa2 lagi.Ditekannya ubun2 kepalaku dengan telapak tangannya.Lalu dia memberi benteng diseluruh tubuhku dengan menyentuh di titik tertentu.: kepala,punggung kanan dan kiri,bahu kanan dan kiri,jidat aku lalu kedua telapak kaki aku lalu tanganku.

Suasana yang mencekam berubah lambat laun menjd normal.Tiba2 suami Riska pamit pulang katanya keponakannya yang kelas 6 SD tak henti2 nya menangis ingin pulang ketakutan.Aku hanya bisa diam karena masih dibalur doa oleh Pak Agus.Tak berapa lama terdengar suara ribut dari depan rumah.

Kulihat Riska keluar rumah dan kembali lagi dengan nafas tersengal2."Pak Agus..suami saya pak..."katanya."Kunaon....?"tanya Pak Agus masih konsentrasi dengan aku yang melemas."Ada yang banting..katanya...".lanjut Riska.Lalu datang beberapa pria kedalam rumah Pak Agus."Kang eta...tadi..si aa dibanting..."."Bawa aja kesini aa..sok saya masih harus jagain dia klo ngga balik lagi itu nanti jinnya.Karena Dia masih diluar sana.Ga akan pergi jauh.Jin pembohong.Selalu berjanji tapi tidak ditepati" ujar Pak Agus lagi.

Akhirnya Suami Riska dibawa ke dalam rumah lagi.Lalu keponokan Riska bercerita "Tadi pas mau pulang...pas belokan gang didepan rumah..Oom Deki kayak ada yang ngangkat terus dibanting ke lantai..."katanya."Siapa yang banting,Aa?"tanya Riska."Ga ada Bi...ga ada orang..ga ada siapa2..kalo ga percaya tanya aja sama bapak2 ini..."kata keponakan Riska lagi."Iya Neng,yang banting bukan orang kayaknya..".

Setelah selesai memagar tubuhku Pak Agus mendekati Deki,Suami Riska."Digimanain aja Kang sama dia...?"tanyanya."Saya...tadi...kayak ada yang nampar dulu...terus..badan saya kayak ada yang ngangkat..trs saya dibanting kelantai...".Aku lihat Pak Agus mengecek lebam2 diwajah dan badan Deki.Lalu dia mulai berdoa.Selepas itu dia menyuruh anaknya memgambil es batu dari kulkas untuk mengompres."Yah..tadi itu saya belum beres..Akang udah maen pergi aja..."kata Pak Agus."Pernah ngomong sompral ga sebelumnya?"tanyanya lagi.

Seingat aku...Oh iya,seingat aku Deki ngomong sesuatu sesaat setelah Riska menceritakan tentang kejadian malam dikosan aku dan yang menimpa aku slma ini."Ah..itu mah percaya ga percaya..nih ya moe,aku kasih tau..aku dulu ada yang nanam ditangan kanan aku sebuah keris.Dulu aku pemarah banget.Apa2 maen gampar.Aku merasa ko jd temperamental dan sifat itu selalu bikin aku celaka.Jadi aku lepas aja dan ga percaya lagi yang gitu2an.Alhamdulillah skr engga.Tapi ya terserah kamu si..maksud aku itu adalah sugesti kamu sendiri...jd sembuhnya sama diri kamu lagi,bukan sama orang lain".Bgitu dia bilang.Tapi wallahualam ya..

Akhirnya kami berempat pulang.Ketika mengetuk pintu...dan Ibu Riska keluar dengan wajah tegang lalu bertanya."Ada apa disana barusan?".Kami hanya bingung dengan pertanyaan Ibu.Lalu kami semua masuk rumah dan terkejut melihat kaca meja ruang tamu pecah berantakan."Mama....ini kenapa?ko bisa?"tanya Riska."Itu dia..mama aja ga ngerti..tadi mama di dapur trs kayak ada suara gas meledak..mama langsung lari keluar cari tau..panik..takut ada apa2..tapi pas keluar rumah..sepi..bahkan nanya sama tetangga katanya ga ada suara apapun.Eh pas Mama masuk...liat kaca meja ini udah pecah..."

Yah,meja ruang tamu itu berbentuk kotak..dibawahnya ada pasir dan beberapa hiasan laut dan diatasnya kaca tebal.Ko bisa pecah?kecuali kalo yang mecahinnya pake tabung gas 3kg si iya."Moe,kamu jangan pulang.Nginep disini.Ga beres ini.."kata Riska.Tak berapa lama,Ayah keponakan yang kelas 2 SMP datang.Ternyata anak itu ngasih kabar tentang aku dan yang terjd dirmh.Jadi panik.Aku jadi ga enak banget merepotkan semua.

Aku duduk dilantai mematung."Ka,maaf ya jadi berantakan gini..Deki...maafin aku ya..."akupun menangis."Neng,sawios tong dipikiran..ikhlas..ujian ini teh..sing sabar..sok dibantu doa dari Bapak..."aku kaget.Bapak anak itu memandangku dan memberikanku support."Da ieu mah kalamian..jadi sesah..."(ini terlalu lama,jadi susah..*)katanya lagi.

Akupun tak bisa tidur sampai pagi.Untung hari minggu toko tutup jadi aku bisa pulang dan beristirahat di kosan.Aku cape.Badanku membiru.Kepalaku pusing.Seakan2 tubuh aku ada sebagian yang hilang.Aku melayang2...