KISAH MISTIS PENDAKIAN GUNUNG DI ARGOPURO PART5

PRIA MISTERIUS

Ini cerita baru terjadi sekitar bulan lalu, waktu teman ane naik Gunung Argopuro. 
Mereka naik berlima, dua cewek (Sari, Mika) dan tiga cowok, memulai pendakian dari Jalur Bremi, Kabupaten Situbondo.


Hari pertama..
Mereka memulai pendakian pada pagi hari, namun entah mengapa, mungkin karena jalannya santai, akhirnya mereka kemalaman dijalan. Mereka pun memutuskan membuka camp darurat di jalur, yang masih jauh dari Taman Hidup. Malam pertama biasa saja, bahkan masih diselimuti semangat yang membara untuk mendaki lagi, meskipun mereka harus merasakan dinginnya suhu gunung ditambah hujan yang mengguyur dengan derasnya.

Hari kedua..
mereka tetap bersemangat untuk mendaki. Namun ternyata, kondisi Mika lama kelamaan memburuk. Akhirnya mereka beristirahat di jalur, mereka mencari tempat yang agak luas agar tubuh Mika bisa beristirahat dengan leluasa.

Namun ternyata, sudah satu jam Mika tertidur, tidak tampak ada gerakan tubuhnya. Teman-temannya yang melihat tubuh Mika kaku tanpa ada satu gerakanpun akhirnya cemas. Mika seperti orang pingsan. Bahkan saat tubuhnya digerak-gerakkan, Mika tetap tak bergeming. Seperti orang yang hilang kesadaran.

Barulah saat Sari menampar wajah Mika berkali-kali, akhirnya Mika tersadar dari tidur panjangnya. Mika pun merasa tubuhnya sungguh lelah dan dia hanya tidur sebentar saja. Apa yang dirasakannya ternyata sangat berbeda dengan yang dilihat oleh teman-temannya.

Masih edisi kemaleman..
Akhirnya mereka memilih membuka camp di Cemoro Lima. Puncak hutan yang lumayan menyeramkan buat ane.


Malam pun semakin larut dan mereka berlima memilih tidur di satu tenda yang sama.
Lalu.. Sari pun bermimpi.. mimpi yang sangat menyeramkan.

Dalam mimpinya, pintu tenda Sari terbuka disaat mereka sedang asyik mengobrol didalam tenda. Tiba-tiba dari luar tenda, ada sosok pria yang sangat dikenal Sari (namun saat Sari terjaga, dia tidak ingat, siapa pria yang dikenalnya tersebut).

Pria yang diluar tersebut tiba-tiba masuk ke dalam tenda dengan cara melompat. Pria tersebut melompat dan menerkam Sari. Lalu, Sari pun berteriak meminta tolong..

Arman : Sari.. Sari.. bangunnn...
Sari : (masih mengingau meminta tolong dan berteriak dengan volume yang besar)
Mika : Sari bangun sari... (sambil menggoyangkan tubuh sari)

Akhirnya Sari terbangun dari mimpi buruknya. Wajah Sari penuh dengan peluh keringat, begitu juga dengan tubuhnya. Walau suhu di Puncak Cemoro Lima itu sangatlah dingin. Keempat temannya pun terjaga karena terbangun mendengar suara teriakan Sari. Wajah Sari terlihat pucat dan ketakutan. 

Beruntung, itu hanya mimpi saja..
Sari dan teman-temannya akhirnya kembali melanjutkan tidur.
Tak lupa Sari pun membaca doa tidur dan ayat-ayat pendek agar tidurnya bisa nyenyak

Hari Ketiga..
Mereka akhirnya sukses mencapai ke Puncak Dewi Rengganis dan Argopuro, lalu mereka turun ke Cisentor. Dua orang teman pria Sari, Arman dan Budi, berjalan paling depan, sedangkan Sari berada ditengah menunggu kedua temannya yang masih berada di belakang.

Arman dan Budi akhirnya sampai ke Cisentor lebih dulu. Mereka lalu memasak mie dan membuat minuman, agar saat ketiga temannya sampai di Cisentor, mereka bisa makan langsung. Mereka berbagi tugas, Arman mengambil air di Kali Cisentor, sedangkan Budi masak di pondokan Cisentor.

Namun, saat Budi sedang memasak, tiba-tiba bulu kuduk Budi berdiri dan dia merasa merinding. Padahal Budi termasuk orang yang pemberani dan tidak memikirkan hal mistis apapun selama masak. Karena perasaannya semakin tak karuan, akhirnya Budi mematikan kompornya dan menyusul Arman ke Sungai. 

Arman : Kenapa kamu kemari? Emang sudah masaknya?
Budi : Hemm.. belum sih. Gak enak aja sendirian disana
Arman : Ah, bilang aja kamu takut sendirian
Budi : (hanya melempar senyum yang lebar)

Mereka berdua kembali ke Pondokan Cisentor, memasak dan menunggu ketiga temannya. Tak lama kemudian, ketiga temannya akhirnya sampai ke Cisentor dan mereka menyantap makan siang bersama-sama. Lalu, mereka kembali melanjutkan perjalanan.

Karena sudah sore diperjalanan, akhirnya mereka memilih nge-camp di Rawa Embik. Beruntung, di kawasan ini tidak ada gangguan atau mimpi buruk lagi yang dialami Sari dan teman-temannya.

Hari Keempat..
Setelah sarapan dan packing barang, mereka melanjutkan perjalanan pulang. Akhirnya, mereka memilih nge-camp di Cikasur, tepatnya dibawah atap rumah yang disanggah dengan sisa dinding rumah permanen disana. Yang pernah ke Cikasur, pasti tahu tempat ini.

Lagi-lagi..
Sari mengalami mimpi buruk..
Sama seperti mimpi sebelumnya, dalam mimpinya ada sosok pria misterius yang sepertinya dikenalnya.

Dalam mimpinya, pria itu mengajak Sari pergi, pergi jauh entah kemana.
Namun, Sari takut dengan ajakan pria tersebut.
Dalam mimpinya Sari sadar, jika dia ikut pergi dengan pria itu, dia akan hilang dan takkan kembali ke dunia nyata.
Sari pun ketakutan dan memanggil teman-temannya yang berada disampingnya.
Namun sayangnya, teman-temannya tidak mendengar panggilannya.

Akhirnya Sari berteriak-teriak meminta tolong dan menolak ajakan Pria tersebut. Sari ketakutan dan berusaha agar tidak diajak pergi oleh pria tersebut.

Teman-temannya pun terbangun mendengar Sari mengigau sambil berteriak keras.
Mereka akhirnya membangunkan Sari yang masih terus mengigau ketakutan.
Sari pun terbangun dengan wajah yang pucat ketakutan dan peluh yang kembali membasahi wajah dan tubuhnya.

Walau itu mimpi, Sari merasakan mimpi itu seperti nyata. Dan untungnya dia bisa cepat sadar dari mimpinya.

Ternyata..
Kisah horor itu tidak hanya dialami Sari saja di Cikasur.
Budi, yang berada di ujung deretan tidurnya juga merasakan kegelisahan yang teramat sangat.

Budi : Saya merasa ada angin yang ditiupkan ke kepala saya.
Arman : Ah, masa sih Bud. 
Budi : Iya, mungkin angin dari luar ya. Tapi saya memang susah tidur.
Arman : Bener, kamu susah tidur dan ganggu saya tidur. Daritadi badanmu bolak balik terus, balik kanan, balik kiri
Budi : Gak tahu kenapa, gelisah terus saya dari tadi. Ternyata Sari juga mimpi buruk
Arman : Yasudah, besok kita mau lanjut perjalanan pulang. Sebelum tidur, kita baca doa dulu, agar tidur kita nyenyak dan tidak diganggu apapun

Mereka lalu kembali melanjutkan tidurnya. Untungnya, tidur kedua ini si Sari tidak bermimpi aneh-aneh lagi. Dia bisa tidur dengan pulas dan ngorok.hehee...

Hari kelima..
Mereka sarapan, packing dan turun melewati jalur Baderan. Perjalanan mereka pun penuh dengan gembira dan sedikit cerita mistis yang cukup membuat mereka bergidik!