Pengalaman Mistis Yang Tak Terlupakan PART13

Pulang ke tanah kelahiranku


Perjalanan yang lama akan aku lalui.Oh ya..sebenarnya orang tuaku asli orang jawa.Ibu dari Banyumas,Puerto Rico alias Purwokerto kalo bapak dari Banyumas.Dahulu kala,Eyang Putri mendapatkan suami orang Palembang.Bukan Palembang kotanya,hanya seorang pria biasa yang mengajak Eyang Putri bertransmigrasi ke sebuah dusun dimana pada kala itu lahan untuk transmigrasi masih gratis asal kita mau mengelolanya sebaik mgk tanpa fasilitas apapun.

Aku numpang lahir disana,dua bulan usiaku dibawalah ke Bandung.DiBandunglah aku dewasa dan hidup cukup bahagia,sebelumnya.Aku mempunyai dua kakak laki2 yang keduanya sangat aku idolakan.Walopun byk kekurangannya tapi akupun menyadari sebagai seorang adik aku tdk seperti keinginan mereka.Aku tomboy.Selalu bertengkar sama ibu.Tapi kalo aku jauh ibu selalu mencariku.Biasalah,semua keluarga juga mengalami.Pada tahun 1997 orang tuaku bercerai.Bapak menikah lagi dengan orang Lampung dan Ibu menikah dengan tetangga Eyang Putri.

Cukup segitu tentang aku ya hehehe..
Aku sdh terbiasa bepergian jauh.Sendirian.Jadi ke Palembangpun dari umur aku 18 tahun sdh bisa aku lakukan sendiri.Seperti skr ini.Aku tinggal bawa sebuah tas lalu pergi ke pol bis antar provinsi.Kenapa ga naik pesawat aja?Well,pertama harga tiket mahal,keduanya dari bandarapun menuju tempat Ibu itu menghabiskan waktu 4 jam.Jadi ya sdhlah naik bis malampun aku menikmatinya.

Aku biasa menunggu di pol Bis Malam BNS,diSoekarno-Hatta.Paling abis duit 250rb/seatnya.Memang si perjalanan yang bukan sebentar.Paling cepet kalo ga macet 17jam.Kalo lagi macet dan kapal ferrynya lagi rame bisa ngantri tuh sampe berhari2.Perjalanan dari Bandung dengan kondisi lalin lancar menghabiskan waktu 5 jam menuju Merak.Dari Merak bis naik kapal ferry dgn waktu 2,5jam.Lalu tiba di Bakauni melewati jalan lintas timur,kala itu..sampai tempat tinggal ibu itu bisa 10jam.Sekarang sdh ada Tol baru yang lebih mempercepat perjalanan.Ga ngaruh juga si..sama2 aja,cmn jalan lebih bagus,berbeda dengan lintas timur yang amburadul dan pemandangan kanan-kiri kebun karet atau kelapa sawit.

Pernah aku ngeteng dengan bis malam yg hanya sampai Bakauni dan turun di Raja Basa,Lampung.Sama seperti di terminal bis di Jakarta Ibukota,byk preman berkedok orang baik padahal ya gitu deh..

Aku pergi pukul 1 siang dan sampai di Merak magrib.Aku terbiasa melihat lautan dr kejauhan.Melihat lalu lalang kapal2 yang lain.Beberapa pulau kecilpun terlihat ditengah2 selat Sunda itu.Sesekali kulihat ke air laut yang sebagian kotor dengan sampah2 dr pengguna kapal.

Tiba di Bakauni pukul 7 mlm dan bis malam ini selalu berhenti di sebuah RM Padang yang sama.Sampai pegawai2 nya hafal dengan mukaku.Jadi tak canggung kalo mengobrol.Perjalanan lanjut sampai akhirnya aku sampai dijalan besar di depan rumah ibu pukul 4 subuh.

Aku berjalan ke arah sebuah rumah berwarna kuning gading dengan lampu sedikit temaram.Aku menelpon ibuku.Tapi tak diangkat.Aku pulang tak memberitahunya karena tidak mau membuatnya repot.Jd mana mgk dia menunggu kedatanganku.Akhirnya aku mengetuk pintu.Lama sekali tak terdengar suara.Pintupun tak kunjung dibuka.Sampai adzan subuh berkumandang,sesaat ada yng membuka kuncinya.Aku diam tepat didepan pintu.Lalu ketika terbuka,kulihat wajah tua ibuku,kaget."Masya Allah....Jam brp dari Bandung,Nduk..."dia memelukku.Aku membalasnya dengan erat."Biasa,Ma..jam 1 siang..gimana Mama sehat?"tanyaku."Alhamdulillah..ko.ga ngabarin mau dtg,Nduk..Mama blm masak apa2 buat kamu..masuk ayo masuk..Mas Teguh tau ga kamu datang?"(nama kakakku yang kedua)."Ngga,Ma..Mas Panji juga ga tau...".

Aku langsung menuju kamarku yang dulu.Masih sama."Mama,kenapa kamarnya ga berubah ya...ko ga ditempatin?kosong terus malah ga bagus lo...".tanyaku sambil merebahkan diri karena pantatku sdh flat panas."Sama Mama suka ditidurin ko..apalagi kalo ada acara dirmh kan byk sodara nginep.Solat dulu ya..ntr baru istirahat ".Sambil memeluk bantal guling aku menjawab "Aku lagi dapet,Mama....".Tanpa disadari akupun terlelap.Hanya sebelumnya aku mendengar Mama menutup pintu pelan2 kasian mgk liat aku kecapean.

Sekitar jam 8 pagi aku terbangun suara anak2 kecil riuh di depan kamar."Eyang,ada Bulik Imoe dateng dr Bandung?iya?bangunin Eyang..aku pengen ketemu..pengen liat,kan aku belum pernah liat....".Itu pasti Nafis,anak Mas Teguh yang kedua.Memang saat dia lahir aku blm juga menjenguknya ke Palembang.Sambil mengucek2 mata,aku melangkahkan kaki ke pintu kamar."Assalamualaikum..."sapaku.Kulihat anak kecil yang tadi nyaring suaranya hanya terpaku melihat wajahku."Nahkan..jadi aja Bulik bangun..ayooo ni Nafis,buliiik..berisik dari tadi".Aku mendekatinya."Nafis...apa kabar..kenalan dulu yah,aku...Imoe..".Kusodorkan tanganku.Nafis hanya diam."Jangan pake "AKU" dong..kamu itu Buliknya...jadi Nafis,ini bulik Imoe..jangan lupa panggilnya Bulik ya..."ya ya ya,bgitulah Ibuku..

Didepan rumah aku dengar suara motor.Aku mengintip dr jendela ruang tengah,kakakku.Mas Teguh.Akupun keluar rumah dan menyapanya."Assalamualaikum,Mas...".Lelaki itu menoleh dan segera memelukku."Apa kabar,Im...sehat kamu?Mas denger dari Mama sama Mas Panji tentang kamu..maafin Mas blm bisa nemuin kamu atau disaat kamu butuh ga ada.....".Belum selesai Mas Teguh berbicara aku memeluknya erat."Udah gpp,Mas..aku baik2 saja ko.."Kusunggingkan senyum terindah walau belum mandi dan gosok gigi.Kulihat dia menangis."Kalau sdh tenang dan sdh santay..cerita ya sama Mas...".Aku mengangguk.

Tapi aku hanya mau bercerita disiang hari.Kalo sdh malam aku menolak untuk bercerita.Seperti siang itu,setelah aku santai aku menghampiri Mas Teguh dirumahnya yg posisinya sebelah rumah Ibuku.Mas Teguh mempunyai 2 anak,dulu..kmrn juli 2019 sdh lahir anak ke tiganya dan aku blm sempet nengok juga😁.Dia punya usaha Laundryan dan terkadang berbisnis kecil2an dengan teman2nya.Mas Teguh orang yang gampang berbaur,tak jarang dirumahnya sll berkumpul dari orang tua sampai anak2 kecil sekalipun.

Aku mulai bercerita.Setelah selesai,Mas Teguh bilang kalo Ibuku tadi pagi sdh pergi ke rmh pak Ustad.Untuk mengabari kalo aku yg diceritakan jauh2 hari sdh datang.Lalu Ibu mengabari Mas Teguh nanti sore Ibu akan membawaku ke rmh Pak Ustad tsb.

Sorepun tiba.Aku dan Ibu sdh ada dirmh Pak Ustad.Kami disambut seorang wanita yang merupakan istrinya.Lama menunggu aku mulai kesal."Bapak ning pundi,Bu..?"tanya Ibuku."Anu..sek sedilu...".katanya sambil pergi lagi ke dalam sebuah kamar.Tak berapa lama kembali lagi "Maaf lo,Bu..anu Bapa'e ga enak badan..katanya kalo bawa air minum biar didoain aja airnya".Raut wajah ibuku kecewa.Aku hanya heran.Bukannya sebekumnya baik2 saja?ko tiba2 sakit?Aneh...".Ibu itu membawa air minum botol ke dalam kamar.Setelah beberapa menit keluar lagi dan menyuruh aku meminumnya sebagian untuk mandi.

Setelah ibu itu meminta maaf berkali2 akhirnya kamipun pulang dengan tangan kosong."Udahlah,Ma..gpp ko..aku sdh baikan..makanya pulang juga..."ujarku sambil mengelus2 pundaknya.Tapi untuk menghargai usaha Ibu aku meminum air tsb dan akan aku menggunakannya pas mau mandi nanti.

Tak ada yg kejadian aneh sbnrnya,hingga malam tiba.Sebenarnya,cukup tenang malam itu tapi mgk justru trll tenang,sampai aku mendengar riuh suara angin yang menerpa daun2 pohon karet yang disebelah rumah.Yah,sebelah kanan rumah Ibuku rumah Mas Teguh lalu sebelah kirinya kebuk karet yang sdh lama ibu urus semenjak menikah dengan suami barunya.

Aku menguap.Lalu ibuku bilang "tidur di ruang tengah aja ya..biar bisa tidur bareng sama Mama..bapak biar didlm aja..".Wah aku ga enak tapi aku kangen dikelonin Ibu.Tapi ibu bilang bapak juga ngerti ko.Aku sedikit canggung.Karena masih merasa masih orang asing.Karena jarang ketemu juga si.

Aku memilih tidur paling pinggir dekat tembok.Entah knp aku senang tidur menghadap tembok.Tapi setelah kejadian nanti,aku mulai merubah kebiasaanku.Yah,kejadian yang bisa di bilang antara mimpi dan nyata.Ah,entahlah.Bagiku semua yg aku alami adalah hal gila bagi orang normal lainnya.

Malam itu,aku tidur menyamping.Baru beberapa menit tertidur aku tiba2 pengen pipis.Aku membangunkan Ibu yg sdh terlelap."Ma,Mama...aku pgn pipis..."bisikku.Aku ga berani ke kamar mandi sendirian.Ibu bangun sambil matanya masih terpejam."Ayo...."katanya lalu berdiri berjalan ke arah kamar mandi yang ada dibelakang.Akupun pipis dengan terus melihat ke arah jendela kamar mandi.Tak tenang.

Kamipun kembali sesaat kemudian melanjutkan tidur lagi.Akupun mulai memejamkan mata.Aku tertidur pulas hingga akhirnya aku bermimpi.